Darah
Darah adalah cairan penopang kehidupan yang
terdiri dari plasma, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan platelet; darah beredar melalui jantung, arteri, vena, dan kapiler membawa
nutrisi, elektrolit, hormon, vitamin, antibodi, panas, dan oksigen ke jaringan
dan kembali membawa zat limbah dan karbon dioksida.[http://kamuskesehatan.com/arti/darah/]
Hubungan aliran darah, tekanan darah
rata-rata & tahanan
Aliran darah: jumlah darah yg mengalir mll
pembuluh, organ, atau
sirkulasi pd wkt tertentu
Tekanan darah: gaya yg ditimbulkan oleh darah pd
dinding pembuluh
darah di suatu area tertentu
Tahanan: daya yang diberikan pembuluh untuk
menahan aliran darah;
ditentukan oleh viskositas
darah, panjang, &
diameter pembuluh darah
perbedaan tekanan darah (ΔP)
Aliran darah (F) = --------------------------------------------
tahanan perifer (R)
Vena
Berfungsi sbg reservoir darah (pembuluh kapasitans)
& jalan untuk
kembali ke jantung.
Kapasitas vena bergantung pd distensibilitas dinding
vena & semua
pengaruh tekanan eksternal yg
memeras vena.
Tekanan vena: biasanya sangat rendah; di vena cava
hanya 4-5 mmHg
Kecepatan aliran: di venula & vena kecil kontinyu,
sdgkan di vena sedang
& besar tjd fluktuasi aliran
darah kembali.
Aliran balik vena (venous return):
volume darah yang
masuk ke tiap atrium
per menit dari vena; dipengaruhi
bbrp faktor eksternal
Vena memiliki katup yg memungkinkan aliran darah
hanya 1 arah menuju jantung. (http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologipembuluhdarah.pdf)
Pengumpulan
Sampel Darah
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomyyang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
PENGAMBILAN DARAH VENA
Pada
pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada
anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalicaatau
vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
- Lengan pada sisi mastectomy
- Daerah edema
- Hematoma
- Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
- Daerah bekas luka
- Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
- Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara
manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring),
sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
- Pemasangan turniket (tali pembendung)
- pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid
total)
- melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
- Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga
mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
- Penusukan
- penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan
jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan
yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
- tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
- Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang
berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
- Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring,
pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil,
pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
- Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin.
- Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
- Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat
bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
- Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
- Minta pasien mengepalkan tangan.
- Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku.
- Pilih bagian vena median
cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.
- Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol
70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
- Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
semprit (dinamakan flash).
Usahakan sekali tusuk kena.
- Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien
membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali
jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
- Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan
menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
![[L_BD_vacutainer_precision_glide_needle.jpg]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzucsCNm0tuU4eoP-HTKEBT_Aajgl7zZctTUlXI2aQfiipv88Zl8nJJ5E7eU0OgOXJuV3kYxxEEOZ6b-rwH9xots_wkaiCMFfMXmZmJRY4ZyLepBwXkyPme4BrsSOc_ueGE3FEAAh4iQD-/s1600/L_BD_vacutainer_precision_glide_needle.jpg)
Jarum yang digunakan
terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada
sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet
sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir
berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat
mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
![[090859.jpg]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTdAxR8lbdjVMymNE_L1gv6L8dSD1n-zm5sh_oLk5cIQ7omzqBgOztU60KcOaTZT321p0NRRRHijkySnEjERl0r20dEMTND2WA48EHytBaEzzRaTNFZr8vzS8f2OFQSm1kSTxl2qSd876D/s1600/090859.jpg)
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
![[090859.jpg]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTdAxR8lbdjVMymNE_L1gv6L8dSD1n-zm5sh_oLk5cIQ7omzqBgOztU60KcOaTZT321p0NRRRHijkySnEjERl0r20dEMTND2WA48EHytBaEzzRaTNFZr8vzS8f2OFQSm1kSTxl2qSd876D/s1600/090859.jpg)
Jarum bersayap atau
sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer
seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan
posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang
yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai
vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
Prosedur :
- Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
- Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
- Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin.
- Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
- Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat
bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
- Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
- Minta pasien mengepalkan tangan.
- Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku.
- Pilih bagian vena median
cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.
- Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol
70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
- Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior
tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung.
Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung,
setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu
seterusnya.
- Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume
darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
- Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan
menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
- Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan
zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan
pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi,
serologi dan bank darah (crossmatching test)
- Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel
separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan
serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas
gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah, imunologi dan serologi
- Tabung tutup hijau terang. Tabung
ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan
antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah.
- Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung
ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan
bank darah (crossmatch)
- Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium
sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
- Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium
atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas
osmotik eritrosit, kimia darah.
- Tabung tutup biru gelap. Tabung
ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan
trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
- Tabung tutup abu-abu terang. Tabung
ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk
pemeriksaan glukosa.
- Tabung tutup hitam ; berisi
bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
- Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA,
digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
- Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/PCR dan bDNA.
- Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media
biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan
jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
- Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung
dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui
dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa
melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam
tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah
mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
- Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara
memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali
dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
- Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :
pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam
kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive
(tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel
separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung
tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
[http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/phlebotomy.html]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar